Saturday, September 5, 2015

Akhirnya Budi Waseso dicopot dari Kabareskrim

Ternyata isu santer pencopotan Buwas terbukti sudah. Kepala Kepolisian Jenderal Badrodin Haiti membenarkan bahwa Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Anang Iskandar akan diangkat menjadi Kepala Badan Reserse dan Kriminal menggantikan Komisaris Jenderal Budi Waseso. Sebaliknya, Waseso akan menjadi kepala BNN.

"Kami sudah terima Keputusan Presiden tentang pemberhentian Komjen Anang Iskandar sebagai Kepala BNN dan pengangkatannya sebagai Kabareskrim," kata Badrodin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 4 September 2015. Menurut dia, pertimbangan utama pergeseran jabatan itu demi kepentingan organisasi.

Pergantian perwira, kata dia, hal yang wajar. Pertimbangan yang mendasari perwira berganti jabatan, yakni regenerasi karena memasuki masa pensiun, pembinaan karir, kepentingan organisasi, hingga persiapan karir bagi perwira itu. "Yang seperti itu ada karena dipersiapkan untuk calon pimpinan."

Selain Waseso, Badrodin mengatakan ada setidaknya 71 perwira tinggi yang juga dirotasi. Pergantiannya melalui mekanisme persetujuan Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi. "Ada yang 3-5 bulan, ada yang setahun dan lebih. Di Polri, pergantian seperti itu biasa, sesuai dgn kebutuhan organisasi," ujarnya.

Sebelumnya beredar Surat Telegram Rahasia tentang pemberhentian dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Polri. Berdasarkan surat itu, salah satu pejabat yang diganti Komisaris Jenderal Budi Waseso ditugaskan sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional menggantikan Anang Iskandar.

Saat dikonfirmasi, Komisaris Jenderal Budi Waseso menyatakan dia tidak mempermasalahkan pencopotan dirinya dari Kepala Bareskrim Mabes Polri. "Tugas saya di mana saja, Insya Allah saya kerjakan sebaik mungkin," kata Budi Waseso saat dihubungi Tempo, Jumat pagi, 4 September 2015.

Wednesday, September 2, 2015

Alasan kenapa batu Bleneng tol cipali tidak bisa dipindahkan

Hal-hal mistik tidak bisa dipisahkan dalam pembangunan jalan tol. Jalur Tol Cipali yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo pada Bulan Juni. Pada tebing sisi selatan, bertengger sebuah batu besar. Mayoritas warga setempat menganggap batu tersebut keramat dan tak bisa diutak-atik. Hal itu pula yang menyebabkan konstruksi jalan tol di wilayah tersebut dibuat berbelok-belok, mirip aksara S.
“Gunung yang tinggi bisa dibelah untuk jalan tol, tapi batu itu tidak bisa,” ujar Romli (55), warga di pinggir Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Kamis (25/6/2015).
Di Jalan Tol Cipali, bentuk jalan yang menikung dan membelah bukit hanya ada di Km 181-182. Lokasi tersebut masuk wilayah Desa Walahar, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Jalan tol sepanjang 116,75 km yang menghubungkan lima kabupaten dari Cirebon sampai Purwakarta memiliki fakta-fakta yang unik termasuk Batu Bleneng yang misterius yang terletak di bentangan jalan tol terpanjang di Indonesia itu.
Kalau kamu melewati jalan tol dari arah Jakarta, maka pada KM 90 di sebelah kanan akan terlihat sebuah batu setinggi lebih dari 2 meter. Warga setempat menyebutnya Batu Bleneng. Batu Bleneng sendiri terletak di tengah-tengah Bukit Salam yang dibelah menjadi dua untuk pembangunan Tol Cipali, tetapi Batu Bleneng dibiarkan tetap berada pada tempatnya. Bahkan, jalan tol dibelokkan menjadi serupa huruf S agar batu yang dipercaya memiliki nilai magis itu bisa tetap berada di tempatnya.
Lantas, apa istimewanya batu besar itu? Rumor-rumor yang beredar mengenai kekuatan gaib terkait Batu Bleneng membuat keberadaannya kerap dikaitkan dengan kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di ruas tol tersebut. Kabarnya, jumlah kejadian kecelakaan di ruas Tol Cipali sudah mencapai 30 kasus hanya dalam kurang dari sebulan.
Mbah Mijan, seorang paranormal kenamaan melalui akun Twitternya (@mbah_mijan) mengklaim bahwa kecelakaan-kecelakaan tersebut ada urusannya dengan makhluk-makhluk gaib penunggu sekitar Batu Bleneng. Kicauannya kemudian menuai berbagai komentar netizen yang kemudian ramai membicarakan legenda dan cerita Batu Bleneng.